Diposisi ring 1 keluarga besar trah Sastroatmodjo,
ada 4 putri dan 3 putra kandung ditambah 2 putra pupon (padanan dengan anak angkat/adopsi) total 9 anak.
Pertama-tama, dalam lembar Blog ini kita kenalkan dulu, putra kandung nomer 5 dan nomer 4 generasi pertama dinasti Sastroatmodjo, yang oleh internal keluarga lebih populer dipanggil Pak Drajat dan Pak Pangkat.
Pertama-tama, dalam lembar Blog ini kita kenalkan dulu, putra kandung nomer 5 dan nomer 4 generasi pertama dinasti Sastroatmodjo, yang oleh internal keluarga lebih populer dipanggil Pak Drajat dan Pak Pangkat.
Tapi jangan salah panggil, meskipun banyak
yang sudah kenal mereka berdua, namun tetap saja salah panggil, pak Drajat
dipanggil pak Pangkat atau sebaliknya pak Pangkat dipanggil pak Drajat.
Yah, itu tidak salah, sebab pak Drajat dan
pak Pangkat adalah kembar genetik disebut juga kembar identik, bak pinang
dibelah dua (itu dulu), sekarang, bak
pinang dibelah kapak, yang mulus jatuh di pak Drajat, yang brocel, bagian pak Pangkat. Ya memang, pak Pangkat seperti timun wungkuk jogo imbuh, karena menurut
legendanya, dulu pak Pangkat hampir saja nggak jadi lahir.
Ceriteranya.
Sudah lama mbah Kakung, bapak Sastroatmodjo
yang sering dipanggil pak Mantri, karena profesinya Mantri Kesehatan, Beliau
kepingin sekali punya anak laki-laki. Sebab anak yang telah lahir dari nomer 1
hingga nomer 3 semua cewek. Oleh karena itu ketika Pak Drajat lahir, mbah
Kakung senang sekali. Yang menolong pesalinan mbah kakung sendiri.
Selesai bayi dibersihkan, buru-buru bayinya
dibawa keluar kamar bersalin, untuk dipamerkan pada saudara dan tetangga yang
ikut menunggu di Poliklinik. Semenatara itu ibu Sastroatmodjo atau yang lebih
populer dipanggil mbah Putri, dirawat Suster.
Ketika diluar kamar bersalin sedang
bergembira ria menyambut kelahiran anak laki-laki yang diidam-idamkan,
tiba-tiba dari dalam kamar bersalin terdengan teriakan Suster: “Pak Mantri, Pak
Mantri, bayinya ketinggalan!”
Mbah Kakung kaget, lalu bingung, lha wong bayinya saya bawa kok dibilang
ketinggalan, begitu kira-kira kata hati mbah Kakung. Orang lain yang berada
di situ juga ikut bingung. Mbah kakung penasaran, bayi diserahkan pada salah
satu saudara, lalu bergegas masuk kamar bersalin. Tidak lama kemudian mbah
Kakung keluar sambil menggendong bayi lagi. Orang-orang yang berada disitu
heran, tapi setelah diberi tau, anaknya lahir kembar, kebingungan mereka
berubah menjadi ledakan luapan kegembiraan,
lha wong kepingin anak laki-laki satu kok ditambah bonus (buy one get one).
Ceriter suster, setelah bayi dibawa keluar kamar,
Suster membersihkan badan mbah Putri, ketika meraba perut, terasa masih ada
yang bergerak-gerak, karena kaget, ia teriak, bayinya ketinggalan.
Sugriwo Subali
Dulu waktu pak Drajat dan pak Pangkat masih
kecil, setiap ketemu mbah Pason (mbah Pason itu kakak laki-laki mbah putri
Ceper. Mbah putri Ceper itu pendiri dinasti Sastro Tarunan, ibunya, ibu
Sastroatmodjo). Beliau selalu berkata:
“Wah ini dia, si kembar, Sugriwo-Subali.”
Pak Drajat dan pak Pangkat bangga mendapat
julukan itu, kemana-mana mereka bilang:
“Yes! Inilah, Sugriwo-Subali!”
Tetapi setelah besar, mereka protes pada mbah
Pason.
“Mbah, kami tidak mau lagi dipanggil
Sugriwo-Subali.”
“Lho kenapa? Sugriwo-Subali itu satria
Poncowati, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, sakti mondroguno, tidak tedas
segala macem senjata ampuh,” kata mbah Pason.
“Biar sakti, biar gagah, tapi kalau mukanya
monyet! Mana tahan?” Potong pak
Drajat dan pak Pangat serentak.
Ceritera Itu tadi bukan ceritera fiksi tetapi
sekelumit kisah nyata, memori indah, sedikit jenaka, sepertinya sayang kalau
tidak diwartakan kepada generasi penerus trah Sastroatmodjo.
Pak Drajat dan pak Pangkat, dan mungkin juga
saudara lain, melihat, ada sebuah talenta tersembunyi disetiap anggota keluarga
trah Sastroatmodjo. Yakni mampu menghidupkan suasana yang tadinya sepi menjadi
ramai, yang tadinya diam, menjadi bicara, yang tadinya menangis jadi tertawa,
yang tadinya sedih menjadi gembira. Pribadi yang semacam itu tentu saja selalu
mengundang simpati, bisa diterima disemua kalangan, dari lapisan bawah hingga
atas, bahkan ditempat yang asing sekalipun. Maka tak Heran Keluarga Besar trah
Sastroatmodjo terkenal dimana-mana, tak pernah dibenci atau dijauhi keluarga
lain, malah sebaliknya, banyak yang ingin, disetiap event, keluarga Sastroamodjo diminta kehadirannya.
Salah satu kunci untuk menghidupkan suasana,
adalah, bisa membawa diri, rendah hati, ramah dan humor. Karakter humaniora itu
dimiliki hampir semua anggota keluarga trah Sastroatmodjo. Boleh jadi, karena
talenta itu memang didapat dari gen
leluhur kita, hingga banyak yang tidak sadar bahwa dirinya punya DNA karakter humaniora.
Untuk menggali potensi itu, pak Drajat dan
pak Pangkat mencoba fleshback,
mengenang kejadian yang lucu, penuh humor, namun indah untuk dikenang. Bagi
siapa saja yang merasa dirinya punya aliran darah, atau pertalian persaudaraan
dengan keluarga besar trah Sastroatmodjo, boleh menambah konten blog ini dengan
kisah, baik yang dialami sendiri, menyaksikan peristiwa saudara lain bahkan sekedar
mendengar, yang trendnya humor atau anekdot dan parodi semacam tersebut diatas.
Jika banyak yang berpartisipasi, mungkin bog ini bisa untuk ajang silaturahmi, biar
mereka mengenal lebih jauh leluhur, hirarki sesama saudara dalam rumpun trah
Sastroatmodjo dan menjalin hubungan lebih baik, sekawaktu-waktu bisa saling
berkomunikasi baik dalam bentuk canda, berita maupun saling mengirim foto, mengingat
derivat Dinasti Sastroatmodjo sudah sampai generai ke 4 (canggah) dan tersebar
seluruh Indonesia dari Medan hingga Ternate.
Dijamin, blog ini nantinya akan menarik, berisi
kenangan manis, penuh humor-homor segar dan originil bukan jiplakan bukan
fiksi. Sebab apa? (Malah tanya).
Sebab setiap personil anggota keluarga besar
Sastroatmodjo mampu melontarkan kata, atau nyeletuk
yang bisa membuat orang tertawa, baik itu sepontan, dipikir dulu atau tidak
sengaja. Tidak sembarang orang bisa melakukan itu. Karakter yang demikian
memang memerlukan intelektual tinggi dan pengetahuan yang luas. Dan itu
dimiliki hampir semua anggota trah Sastroatmojo, hingga ketimbang krluarga lain
trah Sastroatmojo lebih one step a gerrrrrr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar