Almarhumah
mbakyu Siti Partini, Putri nomer dua Keluarga Sastroatmodjo, lebih populer
disebut budhe Wir, maksudnya istrinya Almarhum pakdhe Wiryono, itu panggilan
keponakan kepada beliau. Saat pak Pangkat dan budhe Wir naik haji. Ketika itu
sedang mangikuti City tour, kota
Jedah. Sepanjang perjalanan, Pemandu wisata tak henti-hentinya, memperkenalkan
bangunan atau sesuatu yang bersejarah, yang dilewati bus rombongan. Ketika
melewati sebuah persimpangan jalan, Pemandu wisata
berkata:
“Ibu-ibu,
bapak-bapak, lihat disebelah kanan, itu, ada sepeda raksasa.”
Semua
penumpang bus, serta merta menengok sebelah kanan. Lewat jendela bus, memang di
sana terlihat ada sebuah monumen sepeda raksasa.
“Konon
kisahnya, itu sepedanya Nabi Adam,” kata pemandu.
Belum
selesai semua penumpang bus mengagumi sepedanya Nabi Adam, tiba-tiba Budhe Wir
nyeletuk: “Itu-itu! Sebelah kiri!”
Serta
merta semua penumpang menoleh kearah kiri, tapi mereka tak melihat apa-apa.
Seorang penumpang bis penasaran lalu bertanya: “Ada apa tho bu Wir?”
“Itu
toko roti, waaah, enaknyaaa,” jawab budhe Wir.
Serta
merta semua penumpang dalam bis tertawa.
Sebenarnya
bude Wir tidak ndagel, tidak ingin
mencari perhatian. Beliau sedang berkata jujur. Siapa pun yang kenal Bude Wir,
apa saudara, apa teman, tau, beliau seorang penggemar visata
kuliner
berat. Mungkin selama menunaikan ibadah haji, Bude Wir bosan dengan masakan
katering yang menunya hanya itu-itu saja, begitu melihat toko roti, apa lagi
terlihat kue yang banyak coklatnya, cemilan favoritnya, tak tahan, hingga
terlontar kata-kata itu (mercur ya bude).
Yang jelas ini bukan sepeda Nabi Adam, tapi onggokan sepeda didepan satsiun Basel, Swiss
Yang jelas ini bukan sepeda Nabi Adam, tapi onggokan sepeda didepan satsiun Basel, Swiss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar